Sabtu, September 18, 2010

JAMBAN

Kita berdomisili disuatu wilayah pemukiman, sebut saja wilayah itu setingkat dengan desa atau kelurahan. Pernahkah kita befikir berapa jumlah rumah di wilayah kita yang memiliki jamban, dan berapa jumlah rumah yang belum memiliki jamban. Bila rumah yang memiliki jamban melebihi 80% dari jumlah rumah yang ada, berarti wilayah tersebut termasuk wilayah yang cukup baik dalam hal pembuangan kotoran manusia.

Bagi rumah yang belum memiliki jamban, sudah dipastikan mereka mereka itu memanfatkan sungai, kebun, kolam, atau tempat lainnya untuk buang air besar (BAB). Bagi yang telah memiliki jamban bisa dipastikan BAB di jamban. Tapi tidak selalu begitu , terkadang walaupun memiliki jamban ada sebagian kecil yang masih BAB di tempat lain, karena alasan tertentu.
Dengan masih adanya masyarakat di sutau wilayah yang BAB sembarangan, maka wilayah tersebut terancam beberapa penyakit menular yang berbasis lingkungan diantaranya : Penyakit Cacingan, Cholera (muntaber),
Diare, Typus, Disentri, Paratypus, Polio, Hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya. Semakin besar prosentase yang BAB sembarangan maka ancaman penyakit itu semakin tinggi itensitasnya. Keadaan ini sama halnya dengan fenomena bom waktu, yang bisa terjadi ledakan penyakit pada suatu waktu cepat atau lambat.
Sebaiknya semua orang BAB di jamban yang memenuhi syarat, dengan demikian wilayahnya terbebas dari ancaman penyakit penyakit tersebut. Dengan BAB di jamban banyak penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Kalau membahas soal jamban maka tentunya harus lengkap dengan sarana
Air Bersih untuk menunjang keberlangsungan pemanfaatan jamban.
Jamban yang memenuhi syarat kesehatan atau sayarat Sanitasi adalah sebagai berikut :
Kotoran tidak dapat dijangkau oleh binatang penular penyakit, seperti : Kecoa, tikus, lalat dll.
Tidak menimbulkan bau
Kotoran ditempatkan disuatu tempat, tidak menyebar ke mana mana
Tidak mencemari sumber air bersih
Tidak menggangu pemandangan/estetika
Aman digunakan
Untuk memenuhi syarat no.1 dan 3, maka kotoran ditempatkan di satu tempat, bisa lobang jamban atau septik tank, ukuran volumenya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah pemakai. Untuk memenuhi syarat no 1 dan 2, maka digunakan kloset yang dilengkapi leher angsa, dimana pada leher angsa akan tergenang air utnuk mencegah bau yang timbul dari lobang jamban atau septic tank, dan mencegah masuknya binatang binatang seperti lalat, kecoa, nyamuk, tikus dll. Untuk memenuhi syarat no. 4 , dalam membuat jamban terutama lokasi lobang jamban atau septic tank atau lobang resapan dibuat sejauh mingkin dari sumber air yang ada misalnya
Sumur Gali dsbnya, atau setidak tidaknya tidak kurang dari 10 meter jarak antara sumur dan lobang jamban. Sedangkan untuk memenuhi syarat no 5 dan 6 , hendaknya jamban dibuat dari bahan bahan yang memadai baik kekuatannya maupun konstruksinya dibuat sedemikan rupa agar kelihatan indah dan rapi.
Jangan lupa pemeliharaan jamban perlu dibiasakan setiap hari, misalnya membersihkan dan menyikat lantai agar tidak licin, menguras bak air agar terhindar dari penyakit
Demam Berdarah Dengue, siram kloset dengan air secukupnya setelah digunakan, tidak membuang sampah, puntung rokok, pembalut wanita, air sabun, lisol kedalam kloset.
Sudahkah rumah anda memiliki jamban, kalau sudah gunakan jamban dengan baik sebab dengan BAB di Jamban banyak penyakit yang dapat dicegah. Bagi yang belum memiliki jamban, agar tidak BAB disembarang tempat, sudah saatnya merencanakan untuk membuat jamban agar lingkungan kita sehat dan terhindar dari ancaman penyakit menular berbasis lingkungan.Abahjack.com

1 komentar:

  1. TIPS MEMILIH SEPTIC TANK RAMAH LINGKUNGAN
    Beberapa jenis septic tank dan cara kerjanya yang dapat menjadi pertimbangan Anda, adalah:

    1. Septic tank konvensional (Bahan Beton - Pakai sumur resapan - Butuh lahan besar)
    Septic tank model ini menampung dan mengendapkan limbah (Minimal 24 jam) dan membiarkannya terurai oleh bakteri secara alamiah, kemudian cairan hasil akhir dari tanki ini akan diendapkan ke tanah melalui sumur resapan khusus. Secara berkala septic tank ini akan penuh (Bau & Tersumbat), sehingga HARUS disedot.

    2. Septic tank biologis (Fiber Bioseptic tank - Tanpa sumur resapan - Ukuran kecil & Praktis - BioSeven mulai 1,2 juta)
    Pada septic tank biologis, limbah akan terurai sampai aman untuk dimanfaatkan kembali, sehingga TIDAK PERLU disedot lagi.
    Saat ini ada beberapa jenis septic tank biologis berbahan fiberglass, dengan sistem biotech, biofilter, biocell, bioseptic, biopori, dll, yang telah beredar di pasaran. Septic tank jenis ini terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Air limbah yang masuk ke septic tank ini akan masuk di bagian pertama, kemudian disaring dan dialirkan ke bagian ke dua, pada bagian kedua limbah diurai oleh bakteri (Media Cell) dan dialirkan ke kotak ke tiga untuk diurai lebih lanjut. Sisa penguraian dari bagian ke tiga akan dialirkan ke luar melalui tabung disinfektan yang mensucihamakan limbah (BEBAS BAU & KUMAN), sehingga aman, tidak mencemari lingkungan dan bisa langsung dibuang kesaluran drainase umum.

    BioSeven Online [ HP: 0888 0370 8872 – Telp: JAKARTA (021) 502 88 232 - SURABAYA (031) 78 400 430 / 596 6125 - Fax: (031) 591 6046 - email@bioseven.co.cc – www.bioseven.net / www.bio7.co.tv ] Green Environmentally Friendly Products

    BalasHapus