Kabupaten Pemalang adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang ikut Program PAMSIMAS. Kabupaten Pemalang terdiri dari 222 Desa/Kota. Alasan ikut PAMSIMAS karena Kabupaten pemalang adalah Kabupaten yang masyarakatnya masih banyak yang kekurangan Air khususnya pada daerah atas, Tingkat kemiskinan masih tinggi, Penyakit Diare juga masih tinggi dan Masih banyaknya warga yang masih BAB Sembarang tempat, salah satunya adalah Desa Cikendung yang ikut Program PAMSIMAS.
Desa Cikendung merupaka salah satu Desa yang ada di Kecamatan Pulosari Kabupaten pemalang yang ikut Program PAMSIMAS Tahun 2008. Sebelum mengikuti program PAMSIMAS masyarakat Desa Cikendung masih banyak yang BAB sembarangan diantaranya di kebun, tutur Kepala Desa Cikendung Bapak Slamet. Karena kerja keras dari Kepala Desa Cikendung, Kader Kesehatan, Bidan Desa dan LKM PAMSIMAS yang dibantu Sanitarian Puskesmas Pulosari Ibu Sri Murbaetin melalui program PAMSIMAS.Desa Cikendung merupakan desa pertama dari 36 desa yang ikut Program PAMSIMAS yang berani mendeklarasikan ODF, yang direncanakan pada bulan Januari 2011.
Desa Cikendung merupaka salah satu Desa yang ada di Kecamatan Pulosari Kabupaten pemalang yang ikut Program PAMSIMAS Tahun 2008. Sebelum mengikuti program PAMSIMAS masyarakat Desa Cikendung masih banyak yang BAB sembarangan diantaranya di kebun, tutur Kepala Desa Cikendung Bapak Slamet. Karena kerja keras dari Kepala Desa Cikendung, Kader Kesehatan, Bidan Desa dan LKM PAMSIMAS yang dibantu Sanitarian Puskesmas Pulosari Ibu Sri Murbaetin melalui program PAMSIMAS.Desa Cikendung merupakan desa pertama dari 36 desa yang ikut Program PAMSIMAS yang berani mendeklarasikan ODF, yang direncanakan pada bulan Januari 2011.
Selain Desa Cikendung yang ODF,juga ada Desa lain yang sebenarnya sudah mencapai ODF tingkat Desa, yaitu Desa Pulosari, Desa jurangmangu, Desa Nyalembeng, Desa Karangsari,dan Desa Penakir. Untuk Desa yang lain hanya bisa tingkat Dusun yang bisa dikatakan sudah ODF yaitu untuk Desa Tlagasana hanya Dusun Krajan, Desa Karangsari Dusun yang ODF Karangsari Barat dan Dusun Nusa, Desa Gapura yang ODF Dusun Leretan, Majalangu Yang ODF Dusun Majalangu Lor, Desa Cawet Dusun Watugajah, Dan Desa Jojogan Dusun yang ODF Dusun Sindu.
Pencapaian ODF di desa dan di dusun merupakan hasil kerja keras dari semua pihak baik dari sanitarian Puskesmas (Bapak Ismunandar, Bapak Misyuko, Bapak Abdulah, Bapak Harsono, Bu Yuni Parwati, dan Bu Sri Murbaetin, Bu Titi Ekowati) terutama fasilitator kesehatan seperti Mba Nia Kurniasih, Mas Abdul Wachid, dan Mba Eva Hermawati, Hafida Fitrisari (TFM Replikasi), Bidan Desa, dan teman-teman kader kesehatan yang sudah dilatih.
Keberhasilan ODF tidak lepas dari peran serta Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, yang dengan gencarnya melakukan monitoring dan pendampingan untuk pelaksanaan CLTS di Desa-desa PAMSIMAS. “Keinginan saya adalah meng ODF kan Desa-desa yang PAMSIMAS dan NON PAMSIMAS” tutur Kepala Seksi Penyehatan Sanitasi Dasar dan Permukiman (PSDP) Ibu Wiji Mulyati, Bidang PKPL, yang juga keinginan tersebut di Dukung Bapak Ir. Joni selaku Kabid PKPL Dinkes Kab. Pemalang.
Berikut adalah perjalanan Desa-Desa PAMSIMAS di Kab. Pemalang menuju Desa ODF yang pada awalnya dimana masyarakat masih menggunakan sungai, kebun dan kolam untuk tempat Buang Air Besar (BAB), dimasing-masing Desa di Kab. Pemalang.
Kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan sungai untuk buang air besar, dan Jumbleng
yang masih dalam keadaan terbuka.
Pelatihan Bidan desa, Sanitarian Puskesmas, dan Forum Kesehatan Desa (FKD) desa yangmendapat program PAMSIMAS yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang.
Setelah mendapat pelatihan CLTS di Kabupaten pemalang, sanitarian dan FKD mengimplementasikan di tingkat desa untuk melatih kader kesehatan, yang juga di ikuti komponen masyarakat lainnya seperti Tokoh Agama dan Tokoh Asyarakat setempat. Selain Pelatihan koordinasi Tingkat desa dengan Sanitarian Pulosari (Sri Murbaetin, Kepala Desa Karangsari Susi Herningtias serta Koordinator LKM Bapak Subadi untuk melakuka perencanaan
dan pelatihan Kader dalam pelaksanaan CLTS di Dusun yang di anggap masyarakatnya masih
banyak yang BAB sembarangan.
Pelaksanaan CLTS serta Pemetaan Wilayah yang masih digunakan warga untuk BAB, Transect
Walk (jalan-jalan) menuju lokasi yang biasa digunakan warga untuk BAB, Simulasi air yangterkontaminasi kotoran manusia, alur perjalanan penyakit diare yang dilaksanakan oleh
Sanitarian Puskesmas bersama bidan Desa, Kader Kesehatan yang sudah mendapatkan
Pelatihan dan didampingi fasilitator kesehatan. Kegiatan Pemicuan dilakukan di masing-masing
Dusun yang wilayahnya masih digunakan warga untuk BAB sembarang tempat, atau di wilayah
yang masih menggunakan jumbleng yang masih terbuka sehingga di harapkan ada perubahan
atau peningkatan tangga sanitasi yang tadinya terbuka menjadi tertutup.
Penyampaian komitmen dari Kepala Desa dan warga masyarakat yang sudah dilakukan pemicuan CLTS untuk merubah kebiasaan warganya tidak BAB sembarang tempat dengan cara
membangun jamban baik itu leher angsa, maupun Jumbleng dalam kurun waktu 6 bulan sampai
satu tahun., numpang saudara atau tetangga terdekat.
Monitoring yang dilakukan oleh Kader kesehatan dan Natural Leader secara berkala, untuk mengecek warga yang sudah membuat komitmen untuk membangun jamban setelah dilaksanakan CLTS.
Evaluasi pelaksanaan CLTS oleh Kader kesehatan yang dilakukan oleh Koordinator LKM, Kepala Desa dan Bidan Desa, dan dihadiri dari Puskesmas (Kepala Puskesmas, dan Sanitarian), dan dari lintas sector lainnya seperti PKK Kecamatan, PMD Kecamatan.
Selain dengan pemicuan, monitoring dan Evaluasi, pemicuan juga dilakukan dengan memasang
spanduk yang bersifat mengajak dan memicu kepada masyarakat untuk hidup bersih dan sehat yang ditempatkan di tempat-tempat yang strategi, yang mudah dibaca oleh masyarakat yang melewatinya.
Jamban terbangun hasil pemicuan yang dbangun oleh warga. Monitoring dan pemicuan masih tetap dilaksanakan oleh kader kesehatan yang sudah dilatih, LKM PAMSIMAS, serta komponen desa juga ikut berperan aktif untuk meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap jamban, sehingga bisa memicu masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan BAB sembarangan.
dengan cara membangun maupun dengan cara menumpang tetangga atau saudara terdekat.
spanduk yang bersifat mengajak dan memicu kepada masyarakat untuk hidup bersih dan sehat yang ditempatkan di tempat-tempat yang strategi, yang mudah dibaca oleh masyarakat yang melewatinya.
Jamban terbangun hasil pemicuan yang dbangun oleh warga. Monitoring dan pemicuan masih tetap dilaksanakan oleh kader kesehatan yang sudah dilatih, LKM PAMSIMAS, serta komponen desa juga ikut berperan aktif untuk meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap jamban, sehingga bisa memicu masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan BAB sembarangan.
dengan cara membangun maupun dengan cara menumpang tetangga atau saudara terdekat.
disarikan dari daisahbeny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar