Selasa, Juni 21, 2011

Lingkungan Bebas Tai, Ngising Sing Panthongan


Demikian harapan Kepala Desa Pagentan Bapak Ahmad Salabi dengan kegiatan CLTS pada Program Pamsimas. Selama 6 bulan setelah dilakukan pemicuan/Community Led Total Sanitation (CLTS), Desa Pagentan terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang buang air besar pada tempatnya atau telah stop buang air besar di sembarang tempat. Bahkan peningkatan ini tidak hanya akses melainkan pada jumlah sarana jamban yang dimiliki masyarakatnya.
Desa PAGENTAN terletak di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Luas Wilayah : 369,065 Ha, Topografi : 981 m DPL ( Derah Pegunungan ), Jumlah Penduduk : 5.069 (L : 2.569, P : 2.500), Jumlh KK : 1.127. Desa ini mendapat program Pamsimas 2010.

Menurut Kepala desa Pagentan Ahmad Salabi, selama mengikuti pelatihan CLTS merasa tidak tertarik , ragu, pesimis terhadap program Pamsimas. Apa itu CLTS, apakah masyarakat saya bisa berubah prilakunya ? selama pelatihan akhirnya saya merenung, apa artinya keberadaan saya ditempat ini “ katanya. Akhirnya saya mulai tertarik dalam proses pelatihan CLTS yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang difasilitasi oleh Bapak Imam Subarkah Cs.
Satu hari sebelum pentupan saya tergerak dalam pikiran, kalau saya tidak memulai bagaimana masyarakat desa saya ? apakah masih BAB di sembarang tempat selamanya, saya harus bangkit “ katanya.
Kemudian bersama istri membuat jamban dengan mempersiapkan material. Itulah awal perjuangan kepala desa Pagentan Ahmad Salabi memulai perjuangannya. Hambatan demi hambatan telah dilaluinya seperti : Kesulitan mencari waktu yg tepat untuk mengumpulkan masyarakat, Kondisi cuaca yang kadang tidak mendukung, peserta pemicuan sebagian besar Perempuan, padahal pengambil keputusan dalam rumah tangga adalah laki-laki.Hambatan terberat adalah masyakat desa Pagentan cakupan desa untuk buang air besar di sembarang tempat adalah 0% sedangkan tingkat dusun 3%. Kondisi yang demikian menjadi tantangan bagi Ahmad Salabi beserta istri untul menyadarkan masyarakat desa Pagentan, melalui kerjasama dengan Tim fasilitator, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Sanitarian dan bidan desa secara rutin mengadakan pemicuan perubahan prilaku. Tokoh formal (perangkat, RT, RW, BPD, LP3M), tokoh Informal (ulama dan tokoh masyarakat lainnya) memberi dukungan program : memberi contoh membuat jamban, membongkar jamban kolam miliknya, ulama menyisipkan pesan CLTS pada saat pengajian, khotbah jumat, BPD mengkampanyekan secara intens, Mendorong warga membuat kesepakatan tertulis bahwa penerima air Pamsimas harus membuat jamban.

Hasil kunjungan Bank Dunia beberapa waktu silam ditindaklanjuti dengan menjadikan Desa Pagentan percontohan perubahan perilaku sehingga pada tanggal 16 Juni 2011, Tim Konsultan Pamsimas Pusat dan Kementerian Kesehatan yang didampingi Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mengadakan Lesson Learned di Desa Pagentan. Bapak Salabi mempunyai keinginan untuk mendeklarasikan Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan dengan dihadiri Kepada Daerah , Kementerian pelaku Pamsimas, Bank Dunia, Para Camat dan Kepala Desa di Banjarnegara. Selamat untuk desa Pagentan semoga perubahan perilaku dalam menuju masyarakat yang sehat dapat terwujud.

LINGKUNGAN BEBAS TAI, NGISING SING PANTHONGAN (Lingkungan bebas dari tinja, Buang air besar yang benar/pada tempatnya)
Wenang Triatmo
*Fungsional Umum Seksi Penyehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar