Pembukaan oleh Kepala Bidang Bindal Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Beberapa hal yang disampaikan antara lain: Klinik Sanitasi di wilayah PAMSIMAS adalah untuk menggalakan Klinik Sanitasi dengan menyusun rencana kegiatan klinik Sanitasi di wilayah PAMSIMAS,
Kegiatan Klinik Sanitasi merupakan kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi terjangkit penyakit menular akibat buruknya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah.
Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas.
Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas.
Klinik Sanitasi yang dilaksanakan dengan benar berhasil menekan angka kesakitan berbasis lingkungan. Contohnya di Puskesmas- Puskesmas wilayah ICDC Provinsi Jawa Tengah pada tahun – tahun sebelumnya maupun stimulan kegiatan APBD dengan perbaikan ventilasi dapur dan rumah bisa menekan penyakit ISPA yang biasa terjadi reinfeksi dan kejadian TBC.
Diharapkan dengan penyelenggaraan Workshop Klinik Sanitasi ini adalah tersusunnya rencana aksi dalam mendukung klinik sanitasi di wilayah kerja PAMSIMAS, tercapainya persamaan persepsi, meningkatnya komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan program.
Penyajian pada pertemuan tersebut yaitu
Kabupaten Wonogiri : Pengembangan Klinik Sanitasi di Kabupaten Wonogiri; Sosialisasi, penilaian Provinsi, Penysunan Protap Klinik sanitasi tingkat nasional, lomba klinik sanitasi, pengadaan peralatan melalui DAK, peningkatan stimulan, pelatihan tenaga sanitarian, Pimpinan Puskesmas dan Bidan.
Kabupaten Purbalingga : Pengembangan Klinik sanitasi di kabupaten Purbalingga, Fokus masayarakat sadar sehat mandiri dengan peran serta masyarakat (Mitra Husada Mandiri) meliputi gerakan 1000 jamban, gerakan 1000 tempat sampah, gerakan penanaman budaya cuci tangan, water clean campaign, sumur bersih warga, perlindungan mata air, chlorine diffuser, Puskesmas yang telah mengembangkan klinik sanitasi sebanyak 9 Puskesmas (2004 - 2006) , Tahun 2007 – 2009 kegiatan klinik sanitasi memberi stimulan jamban keluarga dan sumur gali nagikeluarga miskin bai dari APBD Kabupaten maupun APBD Provinsi jawa Tengah.
Hambatan : Keterbatasan jangkauan petugas, tugas rangkap, Puskesmas dianggap tempat berobat, pasien enggan menunggu untuk dirujuk ke klinik sanitasi,terbatasnya anggaran luar gedung/stimulan sarana sanitasi, keterbatasan sarana sanitasi, komitmen kepala Puskesmas dan lintas sektor/program masih kurang.
Kabupaten Kebumen : Klinik sanitasi menuju ODF (open defecation free)
Dikembangkan pada 35 Puskesmas dengan kunjungan rumah dan bantuan sentra produksi
Bantuan kepada masyarakat miskin berupa materian dan bantuan keuangan
Peran serta masyarakat melalui Community Led Total sanitation dikembangkan pada 42 desa dengan hasil desa ODF pada 2007 sebanyak 10 desa dan 2008 sebanyak 2 desa ODF.
Sertifikat jasa boga telah mendapatkan ISO 9001 pada 2008.
Permasalahan pengembangan klinik sanitasi:
a) Ketenagaan, Pelaksana klinik sanitasi dilakukan oleh sanitarian atau tenaga yang telah dilatih. Kebanyak sanitarian belum terlatih tentang klinik sanitasi, terjadi perangkapan pekerjaan.
b) Sarana dan prasarana, Keterbatasan perlengkapan kegiatan klinik sanitasi misalnya sanitarian kit, food contamination kit, perlengkapan pemeriksaan kelembaban, pencahayaan, pemeriksaan sampel air, udara dan tanah.
c) Pembiayaan , Keterbatasan anggaran untuk kegiatan terutama kegiatan luar gedung.
d) Mekanisme kegiatan, Kegiatan di dalam gedung belum mendapat komitmen semua programer dan kepala Puskesmas disamping keterbatasan waktu pasien.
e) Informasi , Sosialisasi kegiatan klinik sanitasi kepada masyarakat masih terbatas.
2) Strategi pengembangan klinik sanitasi
a) Pengembangan kapasitas petugas klinik sanitasi, Puskesmas tentang CLTS, MPA PHAST, Konseling, keterpaduan penangangan penyakit berbasis lingkungan.
b) Keterpaduan pengembangan kegiatan klinik sanitasi melalui pengembangan desa siaga, kecamatan sehat dan kabupaten dan kota sehat serta pos kesehatan pesantren.
c) Akreditasi Puskesmas termasuk akreditasi klinik sanitasi/penyehatan lingkungan (sertifikast ISO 9001).
d) Lomba klinik sanitasi
e) Penggunaan dana alokasi khusus untuk mencukupi kebutuhan sarana klinik sanitasi.
Diharapkan dengan penyelenggaraan Workshop Klinik Sanitasi ini adalah tersusunnya rencana aksi dalam mendukung klinik sanitasi di wilayah kerja PAMSIMAS, tercapainya persamaan persepsi, meningkatnya komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan program.
Penyajian pada pertemuan tersebut yaitu
Kabupaten Wonogiri : Pengembangan Klinik Sanitasi di Kabupaten Wonogiri; Sosialisasi, penilaian Provinsi, Penysunan Protap Klinik sanitasi tingkat nasional, lomba klinik sanitasi, pengadaan peralatan melalui DAK, peningkatan stimulan, pelatihan tenaga sanitarian, Pimpinan Puskesmas dan Bidan.
Kabupaten Purbalingga : Pengembangan Klinik sanitasi di kabupaten Purbalingga, Fokus masayarakat sadar sehat mandiri dengan peran serta masyarakat (Mitra Husada Mandiri) meliputi gerakan 1000 jamban, gerakan 1000 tempat sampah, gerakan penanaman budaya cuci tangan, water clean campaign, sumur bersih warga, perlindungan mata air, chlorine diffuser, Puskesmas yang telah mengembangkan klinik sanitasi sebanyak 9 Puskesmas (2004 - 2006) , Tahun 2007 – 2009 kegiatan klinik sanitasi memberi stimulan jamban keluarga dan sumur gali nagikeluarga miskin bai dari APBD Kabupaten maupun APBD Provinsi jawa Tengah.
Hambatan : Keterbatasan jangkauan petugas, tugas rangkap, Puskesmas dianggap tempat berobat, pasien enggan menunggu untuk dirujuk ke klinik sanitasi,terbatasnya anggaran luar gedung/stimulan sarana sanitasi, keterbatasan sarana sanitasi, komitmen kepala Puskesmas dan lintas sektor/program masih kurang.
Kabupaten Kebumen : Klinik sanitasi menuju ODF (open defecation free)
Dikembangkan pada 35 Puskesmas dengan kunjungan rumah dan bantuan sentra produksi
Bantuan kepada masyarakat miskin berupa materian dan bantuan keuangan
Peran serta masyarakat melalui Community Led Total sanitation dikembangkan pada 42 desa dengan hasil desa ODF pada 2007 sebanyak 10 desa dan 2008 sebanyak 2 desa ODF.
Sertifikat jasa boga telah mendapatkan ISO 9001 pada 2008.
Permasalahan pengembangan klinik sanitasi:
a) Ketenagaan, Pelaksana klinik sanitasi dilakukan oleh sanitarian atau tenaga yang telah dilatih. Kebanyak sanitarian belum terlatih tentang klinik sanitasi, terjadi perangkapan pekerjaan.
b) Sarana dan prasarana, Keterbatasan perlengkapan kegiatan klinik sanitasi misalnya sanitarian kit, food contamination kit, perlengkapan pemeriksaan kelembaban, pencahayaan, pemeriksaan sampel air, udara dan tanah.
c) Pembiayaan , Keterbatasan anggaran untuk kegiatan terutama kegiatan luar gedung.
d) Mekanisme kegiatan, Kegiatan di dalam gedung belum mendapat komitmen semua programer dan kepala Puskesmas disamping keterbatasan waktu pasien.
e) Informasi , Sosialisasi kegiatan klinik sanitasi kepada masyarakat masih terbatas.
2) Strategi pengembangan klinik sanitasi
a) Pengembangan kapasitas petugas klinik sanitasi, Puskesmas tentang CLTS, MPA PHAST, Konseling, keterpaduan penangangan penyakit berbasis lingkungan.
b) Keterpaduan pengembangan kegiatan klinik sanitasi melalui pengembangan desa siaga, kecamatan sehat dan kabupaten dan kota sehat serta pos kesehatan pesantren.
c) Akreditasi Puskesmas termasuk akreditasi klinik sanitasi/penyehatan lingkungan (sertifikast ISO 9001).
d) Lomba klinik sanitasi
e) Penggunaan dana alokasi khusus untuk mencukupi kebutuhan sarana klinik sanitasi.
3) Indikator klinik sanitasi aktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar