Sabtu, Desember 12, 2009

Penderita Tuberkulosis Menerima Perbaikan Rumah



Penyakit Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu diwaspadai (re-emeging). Resiko meningkatnya penyakit tuberkulosis ini disebabkan antara lain oleh faktor lingkungan rumah, yaitu luas ventilasi rumah, kelembaban rumah, suhu rumah, pencahayaan rumah dan kepadatan penghuni rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
Menurut penelitian penderita (Balita) yang menempati rumah padat penghuni (lebih besar atau sama dengan 9m2 per orang) adalah 42 kali lebih besar dibandingkan dengan balita tidak menempati rumah padat penghui. Risiko terjadinya TB paru pada balita yang rumahnya lembab adalah 18 kali dibandingkan dengan balita yang rumahnya tidak lembab. Risiko terkenanya penyakit TB paru pada balita yang memiliki luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan (lebih kecil dari 10% luas lantai rumah) adalah 15 kali dibandingkan balita yang memiliki luas ventilasi memenuhi standar kesehatan (lebih besar atau sama dengan 10% dari luas lantai rumah). Risiko terkena TB paru pada balita yang memiliki suhu ruangan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 9,8 kali dibandingkan balita yang suhu ruangan rumahnya memenuhi syarat kesehatan. Risiko terjadinya TB paru pada anak yang rumahnya tidak cukup pencahayaan adalah 4 kali dibandingkan dengan balita yang cukup pencahayaan. Risiko terjadinya TB paru pada balita yang dirumahnya ada penderita TB yang lain adalah sebesar 49,762 kali dibandingkan dengan balita yang rumahnya tidak ada penderita TB yang lain.
Sebagai bentuk keterpaduan penanganan penyakit Tuberkulosis, Program Lingkungan Sehat mendukung kegiatan tersebut dengan mengadakan kegiatan pemberian stimulant untuk penderita Tuberkulosis melalui pengembangan klinik sanitasi Puskesmas bersumber dana APBD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009. Kegiatan ditujukan kepada 5 Kabupaten yaitu Purbalingga, Tegal, sukoharjo, Kudus dan Pemalang . Bentuk kegiatan yaitu survey penderita Tuberkulosis, Kunjungan rumah penderita untuk mengidentifikasi kondisi rumah penderita, sosialisasi dan kesepakatan bentuk stimulant penderita dan pembangunan stimulant serta monitoring kegiatan oleh Forum Kesehatan Desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi. Untuk setiap kabupaten , Stimulan diberikan kepada 10 penderita Tuberkulosis berupa perbaikan ventilasi, plesterisasi dan genteng kaca untuk pencahayaan. Rata – rata penerima stimulant yang sekaligus penderita Tuberkulosis ini termasuk pula keluarga miskin. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong Kabupaten dan Kota untuk secara bersama sama menanggulangi peningkatan penyakit Tuberkulosis dari aspek lingkungan perumahan. Anggaran APBD Provinsi tidak memungkinkan untuk semua Kabupaten dan Kota oleh karena itu harapannya stimulant ini dapat direplikasi oleh kabupaten dan kota di Jawa Tengah.sumber seksi Pl 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar