Kementerian Kesehatan menyelenggarakan lagi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Tujuannya untuk melakukan evaluasi pencapaian program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, menemukan besaran masalah kesehatan masyarakat, sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan di bidang kesehatan. Riskesdas 2010 ini difokuskan pada pencapaian Millennium Development Goals (MDG’s).
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.FF (K) saat press briefing yang dipimpin Sesjen Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM, Jum’at (7/5/2010) di Jakarta. Pada kesempatan itu juga hadir Dirjen Binfar & Alkes Dra. Sri Indrawaty, Apt., M.Kes.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.FF (K) saat press briefing yang dipimpin Sesjen Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM, Jum’at (7/5/2010) di Jakarta. Pada kesempatan itu juga hadir Dirjen Binfar & Alkes Dra. Sri Indrawaty, Apt., M.Kes.
Prof. Agus menambahkan, terkait pencapaian MDG’s ialah penurunan angka kematian bayi (AKB), peningkatan kesehatan ibu, pengendalian penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya seperti malaria dan tuberkulosis. Hasil Riskesdas ini akan digunakan untuk mengevaluasi seluruh kemajuan yang sudah dicapai dari MDG’s 2015. Pada KTT tanggal 20-22 September 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan hadir dan mempresentasikan keberhasilan, pengalaman baik/buruk, kendala yang dihadapi, untuk menyusun strategi secara konkrit agar MDG’s tersebut dapat dicapai pada tahun 2015.
Data yang dikumpulkan mencakup morbiditas penyakit malaria, tuberkulosis paru, status gizi, kesehatan ibu dan anak, perilaku kesehatan, konsumsi makanan individu, fasilitas pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan dan pengeluaran rumah tangga. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan darah di lapangan untuk diagnosis malaria (semua umur), pemeriksaan dahak di laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis (15 tahun keatas). Informasi yang dihasilkan sebagian besar bisa mewakili sampai tingkat Provinsi, kecuali pemeriksaan Biomedis (malaria & tuberkulosis) yang mewakili tingkat nasional, kata Prof. Agus.Menurut Prof. Agus, pengumpulan data Riskesdas dilakukan pada pertengahan bulan Mei sampai akhir Juni 2010 dengan desain potong lintang dan merupakan penelitian non-intervensi. Pemilihan Blok Sensus (BS) sampel dilakukan secara acak oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah 2800 BS yang dapat mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Dari tiap BS terpilih, akan dipilih secara acak 25 rumah tangga (Ruta) sehingga diperkirakan akan terpilih 70.000 Ruta sampel tersebar di seluruh Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium darah malaria dan dahak. Data dikumpulkan mennggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji coba, bahan dan teknik pemeriksaan laboratorium yang telah distandarisasi, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih. Setiap tim pengumpul data terdiri dari 4 orang dengan kualifikasi minimal lulusan D3 Kesehatan yang akan bertugas mengumpulkan serta langsung mengentry data tersebut. Tim pengumpul data ini akan mengumpulkan data di 2-3 BS (50-75 Ruta) terpilih. Untuk Riskesdas 2010 ini jumlah pengumpul data adalah 3750 orang yang tersebar di 2800 BS terpilih.Data yang telah dikumpulkan dan di-entry diperiksa kelengkapannya kemudian langsung dikirim melalui penanggung jawab teknis (PJT) kabupaten/kota ke Badan Litbangkes melalui e-mail atau CD/flashdisk. Di Badan Litbangkes data disatukan, diedit akhir, cleaning¸ pembobotan dan analisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi silang untuk semua variabel dengan representasi tingkat nasional dan provinsi, kecuali untuk pemeriksaan biomedis yang hanya mewakili tingkat nasional saja.
Hasil analisis diharuskan untuk dapat selesai pada akhir Juli 2010.Pada tahun 2007, Balitbangkes telah melakukan Riskesdas yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama di jajaran Kementerian Kesehatan dan Bappenas untuk evaluasi program pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN) 2010-2014. Beberapa kabupaten/kota juga menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program kesehatan. Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat kabupaten/kota. IPKM ini sudah digunakan Kementerian Kesehatan untuk pengembangan Program Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan.Untuk kelancaran Riskesdas 2010 ini, Kementerian Kesehatan menghimbau kepada responden agar dapat berpartisipasi memberikan informasi yang benar sehingga data yang terkumpul dapat memberikan informasi yang benar tentang status kesehatan masyarakat Indonesia.Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail:puskom.publik@yahoo.co.id
info@puskom.depkes.go.id
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium darah malaria dan dahak. Data dikumpulkan mennggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji coba, bahan dan teknik pemeriksaan laboratorium yang telah distandarisasi, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih. Setiap tim pengumpul data terdiri dari 4 orang dengan kualifikasi minimal lulusan D3 Kesehatan yang akan bertugas mengumpulkan serta langsung mengentry data tersebut. Tim pengumpul data ini akan mengumpulkan data di 2-3 BS (50-75 Ruta) terpilih. Untuk Riskesdas 2010 ini jumlah pengumpul data adalah 3750 orang yang tersebar di 2800 BS terpilih.Data yang telah dikumpulkan dan di-entry diperiksa kelengkapannya kemudian langsung dikirim melalui penanggung jawab teknis (PJT) kabupaten/kota ke Badan Litbangkes melalui e-mail atau CD/flashdisk. Di Badan Litbangkes data disatukan, diedit akhir, cleaning¸ pembobotan dan analisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi silang untuk semua variabel dengan representasi tingkat nasional dan provinsi, kecuali untuk pemeriksaan biomedis yang hanya mewakili tingkat nasional saja.
Hasil analisis diharuskan untuk dapat selesai pada akhir Juli 2010.Pada tahun 2007, Balitbangkes telah melakukan Riskesdas yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama di jajaran Kementerian Kesehatan dan Bappenas untuk evaluasi program pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN) 2010-2014. Beberapa kabupaten/kota juga menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program kesehatan. Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat kabupaten/kota. IPKM ini sudah digunakan Kementerian Kesehatan untuk pengembangan Program Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan.Untuk kelancaran Riskesdas 2010 ini, Kementerian Kesehatan menghimbau kepada responden agar dapat berpartisipasi memberikan informasi yang benar sehingga data yang terkumpul dapat memberikan informasi yang benar tentang status kesehatan masyarakat Indonesia.Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail:puskom.publik@yahoo.co.id
info@puskom.depkes.go.id
thx yah...
BalasHapus